Di kalangan peternak kambing, istilah fermentasi pakan bukan lagi hal baru. Banyak yang sudah merasakan manfaatnya: kambing lebih sehat, nafsu makan meningkat, dan pertumbuhannya lebih cepat. Namun, yang sering jadi pertanyaan adalah, apa saja bahan fermentasi untuk kambing yang murah dan mudah ditemukan di desa?
Daftar Bahan Fermentasi untuk Kambing
Berikut adalah bahan fermentasi untuk kambing yang paling sering digunakan oleh petani dan mudah diperoleh di pedesaan:
1. Rumput Gajah atau Odot
Sumber utama serat dan energi. Cacah rumput sekitar 2–3 cm sebelum Anda melakukan fermentasi.
2. Dedak Padi
Kaya akan karbohidrat dan lemak. Membantu menambah kalori dalam ransum fermentasi.
3. Ampas Tahu / Ampas Kedelai
Sumber protein yang sangat baik. Petani biasanya memperoleh bahan ini dari industri tahu rumahan.
4. Molase atau Gula Merah Cair
Petani menggunakan bahan ini sebagai sumber energi bagi mikroba selama fermentasi. Juga memperbaiki rasa dan aroma pakan.
5. EM4 (Mikroba Fermentasi)
Berisi bakteri baik seperti Lactobacillus, Saccharomyces, dan lainnya. Anda bisa membeli EM4 di toko pertanian atau membuatnya sendiri dari air cucian beras dan gula.
6. Air Bersih
Digunakan untuk mencampur EM4 dan molase. Gunakan hanya air bersih, hindari air kotor atau yang mengandung kaporit tinggi.
7. Garam & Premiks Mineral
Menambah asupan mineral penting. Garam juga membantu kestabilan fermentasi.
Cara Membuat Fermentasi Pakan Kambing
Berikut langkah praktis yang bisa dilakukan langsung di rumah atau kandang:
1. Siapkan Semua Bahan
Pastikan bahan segar dan tidak busuk. Cacah rumput dan bahan kasar agar fermentasi lebih cepat.
2. Campur Bahan Kering
Gabungkan rumput, dedak, ampas tahu di dalam ember besar atau terpal. Aduk hingga rata.
3. Larutkan Molase dan EM4
Campurkan molase, EM4, garam, dan air. Aduk hingga larut sempurna.
4. Siram ke Bahan Kering
Siram larutan ke bahan kering sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Tekstur akhir harus lembap (tidak terlalu basah).
5. Masukkan ke Wadah Tertutup
Isi bahan ke dalam drum plastik, tong, atau karung. Padatkan agar udara tidak masuk, lalu tutup rapat.
6. Fermentasi 7–14 Hari
Simpan di tempat teduh dan sejuk. Setelah 7 hari, pakan bisa mulai digunakan.
Pengertian Fermentasi Pakan Kambing
Fermentasi pakan adalah proses mengawetkan dan meningkatkan nilai gizi bahan pakan dengan bantuan mikroorganisme baik seperti Lactobacillus atau EM4. Proses ini terjadi dalam kondisi tertutup (anaerob) dan biasanya berlangsung selama 7–14 hari.
Melalui fermentasi, bahan-bahan pakan seperti rumput, dedak, dan ampas tahu akan menjadi lebih lunak, mudah dicerna, serta memiliki aroma khas yang merangsang nafsu makan kambing.
Manfaat Fermentasi Pakan bagi Peternak
Banyak petani mulai beralih ke pakan fermentasi karena manfaat nyata di lapangan:
-
Menghemat biaya pakan hingga 50%
-
Mempercepat pertumbuhan kambing karena nutrisi lebih mudah diserap
-
Meningkatkan daya tahan tubuh kambing
-
Mengurangi limbah organik dari hasil tani dan dapur
-
Petani dapat menyimpan pakan ini selama 1–3 bulan tanpa perlu bahan pengawet kimia.
-
Mengurangi bau kotoran karena pencernaan lebih sempurna
Komposisi Campuran
Untuk hasil fermentasi yang optimal, berikut adalah contoh komposisi bahan:
Bahan | Jumlah |
---|---|
Rumput gajah cacah | 10 kg |
Dedak padi | 2 kg |
Ampas tahu | 2–3 kg |
Molase / gula merah cair | 200 ml |
EM4 | 100 ml |
Air bersih | 5 liter |
Garam | 50 gram |
Campuran ini cukup untuk membuat pakan fermentasi untuk ±10 ekor kambing selama 1–2 hari (tergantung usia dan bobot).
Ciri-Ciri Fermentasi Berhasil
Petani dapat mengecek keberhasilan fermentasi pakan dengan memperhatikan tanda-tanda berikut:
-
Bau asam segar, seperti tape singkong
-
Warna tetap alami, tidak kehitaman
-
Tidak berlendir atau berjamur
Baca juga: Rekomendasi alat pencacah bahan pakan di akademipengusaha.com cocok untuk usaha rumahan yang ingin memproduksi pakan sendiri.
Cek pula peluangusahaterbaru.com untuk referensi seputar nutrisi ternak dan teknologi pakan berkualitas.
Kesimpulan
Mengolah bahan fermentasi untuk kambing dari sumber lokal bukan hanya menghemat biaya, tapi juga memberi hasil nyata: pertumbuhan lebih cepat, kambing lebih sehat, dan lingkungan sekitar jadi lebih bersih dari limbah organik.
