Tim logistik mengimplementasikan pengendalian persediaan bahan yang systematic untuk menjaga availability dan freshness. Pertama-tama, inventory management system tracking real-time stock level dan movement setiap item. Oleh karena itu, visibility end-to-end memungkinkan proactive decision making dan prevent stockout.

Classification scheme berdasarkan value dan criticality memfasilitasi prioritization dalam control effort. Selain itu, periodic review dan physical count memverifikasi accuracy data inventory system. Dengan demikian, reliable inventory data ini enabling efficient procurement dan production planning.

Metode ABC Analysis untuk Prioritasi

ABC classification membagi bahan berdasarkan annual consumption value untuk focus control effort. Pertama, kategori A mencakup 20% items yang represent 80% value require tight control. Kemudian, kategori B dengan 30% items dan 15% value mendapat moderate attention.

Kategori C covering 50% items dengan hanya 5% value managed dengan simple control. Selanjutnya, cycle counting frequency disesuaikan dengan category untuk balance accuracy dan resource. Alhasil, differential control ini optimizing effort allocation untuk maximum effectiveness.

Economic Order Quantity dan Reorder Point

EOQ calculation menentukan optimal order quantity yang minimize combined ordering dan holding cost. Pada dasarnya, formula EOQ mempertimbangkan demand rate, ordering cost, dan carrying cost. Misalnya, bulk purchasing untuk dry goods dengan long shelf life reducing per-unit cost significantly.

Reorder point ditetapkan berdasarkan lead time demand plus safety stock untuk buffer variability. Lebih lanjut, automated alert ketika stock mencapai ROP memtrigger timely replenishment action. Oleh karena itu, scientific approach ini preventing both stockout dan excess inventory.

FIFO Implementation dan Expiry Management

First-in-first-out method strictly enforced melalui physical arrangement dan clear labeling. Pertama, bahan baru ditempatkan di belakang existing stock dengan receiving date visible. Kemudian, staff trained mengambil dari depan untuk ensure proper rotation automatically.

Expiry date tracking system memberikan advance warning untuk items approaching best-before date. Di samping itu, markdown atau donation policy untuk near-expiry items minimizing total loss. Akibatnya, disciplined FIFO practice ini reducing spoilage waste hingga 70%.

Optimalisasi Tata Letak Gudang dan Aliran Material

Tim logistik mengoptimalkan tata letak gudang untuk mempercepat aliran material dan menurunkan risiko kesalahan pengambilan bahan. Manajer gudang menyusun zoning berdasarkan jenis bahan, frekuensi pemakaian, dan kebutuhan suhu penyimpanan. Selain itu, tim menetapkan jalur pergerakan satu arah untuk mencegah crossing flow antar aktivitas. Dengan desain ini, staf mempercepat proses picking, mengurangi waktu handling, dan menjaga konsistensi pasokan ke area produksi setiap hari.

Pemanfaatan Solid Rack untuk Efisiensi Penyimpanan

Pengelola dapur memanfaatkan solid rack sebagai solusi penyimpanan yang higienis dan efisien dalam sistem persediaan MBG. Tim gudang menyusun bahan baku secara vertikal menggunakan solid rack untuk memaksimalkan kapasitas ruang tanpa mengorbankan aksesibilitas. Selain itu, staf menjaga jarak rak dari lantai dan dinding untuk mendukung sanitasi dan inspeksi rutin. Dengan penggunaan solid rack yang terstandar, tim meningkatkan stabilitas penyimpanan, mempercepat audit stok, dan menjaga kualitas bahan secara konsisten.

Poin-Poin Pengendalian Persediaan Bahan

  • Perpetual inventory: Maintain continuous record update untuk real-time visibility
  • Physical security: Implement access control dan surveillance untuk prevent pilferage
  • Temperature monitoring: Install alarm system untuk cold storage anomaly detection
  • Supplier reliability: Evaluate vendor performance untuk ensure consistent supply
  • Safety stock calculation: Determine optimal buffer berdasarkan demand variability
  • Inventory turnover: Target high turnover rate untuk minimize holding cost
  • Write-off procedure: Establish clear protocol untuk disposal obsolete atau damaged stock

Kesimpulan

Pada akhirnya, pengendalian persediaan bahan yang effective menjadi enabler cost efficiency program MBG. ABC analysis untuk prioritization, EOQ untuk optimal ordering, dan FIFO untuk freshness management menciptakan inventory system yang robust. Dengan menerapkan inventory control best practice, program MBG dapat mengurangi waste sambil menjaga availability bahan untuk menyediakan makanan bergizi konsisten kepada anak-anak Indonesia setiap hari. Pendekatan terintegrasi ini memperkuat ketahanan operasional, meningkatkan transparansi rantai pasok, menurunkan biaya logistik, mempercepat respons permintaan, menjaga kepatuhan standar keamanan pangan, serta memastikan keberlanjutan layanan distribusi secara konsisten jangka panjang.

aza

By aza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *