Penyaluran makanan MBG merupakan tahap krusial yang menentukan apakah makanan bergizi sampai dalam kondisi aman, hangat, dan tepat waktu kepada jutaan penerima manfaat. Badan Gizi Nasional menetapkan protokol ketat mulai dari pengemasan, transportasi, hingga penyajian di sekolah untuk menjaga kualitas gizi dan keamanan pangan.
Sistem penyaluran yang efisien memastikan semua siswa menerima makanan tepat waktu untuk dikonsumsi tetap segar dan bergizi optimal.
Tahap Persiapan Penyaluran Makanan MBG
Pengemasan dengan Kontrol Suhu
Petugas mengemas makanan MBG menggunakan food tray food grade yang menjaga suhu minimal 60°C hingga 4 jam. SPPG Margomulyo Sleman mendinginkan makanan secara alami sebelum mengemasnya agar embun tidak mempercepat pembusukan. Akibatnya, makanan tetap higienis dan tidak cepat basi selama perjalanan distribusi.
Ahli gizi menyiapkan sampel porsi sebagai acuan agar tidak ada sekolah menerima porsi lebih besar atau kecil dari ketentuan. Petugas memberi label pada setiap ompreng berisi tanggal, waktu pengemasan, jenis menu, dan sekolah tujuan untuk memudahkan tracking kualitas.
Penjadwalan Distribusi Sistematis
SPPG Muara Jawa Ulu melayani 16 sekolah dengan total 3296 siswa melalui sistem penjadwalan ketat. Penyaluran makanan MBG dimulai pagi hari agar makanan tiba sebelum jam makan siang siswa. Namun demikian, kendala cuaca seperti hujan deras atau jalan rusak kadang menyebabkan keterlambatan meskipun tim telah berupaya maksimal.
Menggunakan peralatan berkualitas dari pusat alat dapur mbg termasuk cooler box insulated membantu mempertahankan suhu makanan selama transportasi jauh ke sekolah pelosok.
Proses Transportasi Penyaluran Makanan MBG
Kendaraan Khusus Higienis
Kendaraan distribusi MBG harus bersih dengan kompartemen tertutup agar makanan terlindungi, seperti SPPG Pegangsaan Dua Jakarta yang mendapat pengawalan Polsek Kelapa Gading saat mendistribusikan 783 paket ke SMA Negeri 72 untuk menjaga keamanan dan kelancaran.
Sementara itu, pengemudi wajib memiliki sertifikat hygiene food handler agar memahami pentingnya menjaga kebersihan selama proses transportasi. Kendaraan dicuci dan didesinfeksi setiap hari sebelum memuat makanan untuk memastikan tidak ada sisa kotoran atau bakteri.
Rute Efisien Tepat Waktu
Satu kendaraan menyalurkan makanan ke beberapa sekolah berdekatan menggunakan sistem cluster untuk efisiensi waktu dan biaya. GPS tracking terpasang pada setiap kendaraan memungkinkan supervisor memantau posisi real-time dan memberikan arahan jika ada kendala di lapangan.
Penyerahan di Lokasi Penyaluran Makanan MBG
Protokol Penerimaan di Sekolah
Petugas SPPG menata paket makanan di meja sekolah setibanya di lokasi untuk mencegah kerumunan siswa. Guru bertanggung jawab memastikan distribusi tertib dengan memanggil siswa berdasarkan kelas secara berurutan. Pihak sekolah memverifikasi keamanan makanan dengan rapid test sebelum membagikannya kepada siswa.
Dokumentasi dan Laporan
Petugas mendokumentasikan penyaluran makanan MBG melalui foto dan form berita acara. Kepala sekolah menandatangani sebagai bukti penerimaan sesuai jumlah dan standar. Data ini terintegrasi ke dashboard BGN untuk monitoring nasional dan evaluasi kinerja SPPG secara berkala.
Fleksibilitas Penyaluran Saat Darurat
Sumatra Barat mengerahkan 41 SPPG untuk mendistribusikan 108.000 paket langsung kepada korban banjir saat sekolah tidak beroperasi. Penyaluran makanan MBG menunjukkan fleksibilitas tinggi dalam merespons kondisi darurat untuk memastikan bantuan pangan sampai ke masyarakat terdampak bencana.
Kesimpulan
Penyaluran makanan MBG merupakan rantai logistik kompleks yang memerlukan koordinasi ketat antara SPPG, sekolah, dan aparat keamanan. Pengemasan proper, transportasi higienis, dan protokol penerimaan terstandar menjamin makanan bergizi sampai dalam kondisi optimal.

